Rabu, 15 Februari 2012

Midnight Love
Tengah malam itu , Nia keluar dari kamarnya hanya untuk mengambil BB nya yang ketinggalan di ruang tamu. Padahal Nia seorang yang sangat penakut , namun hal itu terpaksa dilakukannya demi mengambil BB kesayangannya. Dag dig dug jantungya saat menyusuri ruang tengah yang gelap gulita tanpa lampu . Secepat mungkin dia bejalan tergesak-gesak demi menghindari rasa takutnya. Hupp ! Nia telah sampai d ruang tamu , bergerak cepat mencari tombol lampu. Klik ! Syukurlah , pekiknya dalam hati begitu telah menemukan tombol lampu. Suasana ruang tamu telah berubah menjadi terang benderang , dengan cepat Nia mencari BB nya. Sudut demi sudut dari ruang tamu telah dijelajahinya , tapi BB nya masih belum ketemu juga.

Keringat dingin mulai mengucur dari lehernya. ” BB gue kemana sih” tanya Nia pada dirinya sendiri. Karena tak kunjung menemukan BB nya , Nia memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan mencari BB nya besok pagi saja. Matanya tak bisa terpejam karena memikirkan BB nya itu. Kemudian Nia mendengar seseorang memanggil namanya. “Ssssttt....Nia” pekik suara itu. Nia melihat sesosok bayangan di jendela kamarnya. “Pergi kau!” teriak Nia. Kemudian Nia mengambil i-phone dan headset disamping tempat tidurnya dan mencoba tidur sambil mendengarkan lagu.
“Hmm..tidurku tadi malam berasa kurang nyenyak deh. Knapa yaa ..” tanya Nia pada Rio, adiknya di ruang makan saat sarapan. “Nahh..lho..jangan-jangan ada hantu yang ganggu tidur lo” canda Rio. “Haaah!!!! Hantu??? Yaaaampuun...zaman modern kayak gini lo pada masih percaya ama yang namanya hantu ?!” Celoteh Siska , kakaknya Nia dan Rio yang sekarang kelas 3 SMA. “Gue denger ada yang manggil nama gue” kata Nia pelan. “Gue yakin itu hanya halusinasi lo aja. Percaya deh ama gue” jawab Siska santai. “Belum tentu..siapa tau aja itu emang bener hantu kan” kata Rio masih berpendapat. “Udah ah , anak kecil diem aja deh.” Jawab Siska. “Gue udah kelas 2 SMP , tauu...jadi jangan sebut gue anak kecil lagi.” Jawab Rio marah karena masih dianggap anak kecil. “Gue mau berangkat sekolah duluan, Tiara udah jemput gue di depan.” Pamit Nia ama Rio dan Siska. “Hati-haati kalo hantunya nyamperin lo ke sekolah.” Tawa Rio “Ga mungkin!” Jawab Nia sambil berlari ke luar rumah.
“Kenapa lo teriak-teriak??” Tanya Tiara pada Nia yang barusan aja masuk ke mobil. “Ahh..ga ada apa-apa kok. Rio aja tadi yang jahil banget. Masa dia bilang bakalan ada hantu yang nyamperin gue ke sekolah?! Aneh-aneh aja tuh anak.” Jelas Nia. “Haa?? Hantu?? Hantu dari mana??” tanya Tiara bingung. “Tadi malem gue denger ada yang manggil nama gue sambil bisik-bisik gitu.” terang Nia. “Khyalan lo doang, kali” jawab Tiara. “Ahh..ga banget deh” kata Nia males.
Mereka berdua telah sampai di sekolah dan masuk ke kelas. Pelajaran favorit Nia adalah Biologi, d an kebetulan pelajaran pertama di kelas XI ipa 3 adalah Biologi. Pelajaran favoritnya kali ini tak membuatnya semangat, malah sekarang Nia sedang gelisah. “Kenapa lo?” tanya Saskia, teman sebangkunya Nia. “Ga apa-apa kok , gue masih mikirin tentang suara tadi malem aja.” Jawab Nia setengah berbisik. “Suara apaan? Lo belum cerita ke gue.” jawab Saskia balas berbisik. “Nanti aja deh gue ceritain pas istirahat.” Kata Nia menolak.
Bel berbunyi. Dan itu tandanya istirahat tiba. ”Nia..lo liat deh siapa yang maen basket itu.” goda Saskia , sewaktu mereka berjalan di pinggir lapangan basket. “Ga kenal!” jawab Nia males. “Kok ga kenal sih..itu kan Gilang, kapten tim basket di sekolah kita, sekaligus mantan cowok lo.” terang Saskia. “Males gue ngurusin hal yang ga penting kayak gitu.” jawab Nia. “Ok..gue tau dia udah buat salah ama lo. Tapi gue yakin lo masi ada perasaan ama dia. Iya kan?” tanya Saskia. “Ga tau deh. Ke Kantin yok.” ajak Nia.
“Sekarang lo mesti ceritain tentang suara apa yang lo denger tadi malem itu.” kata Saskia. “Tiara mana? Gue tadi udah cerita ama dia waktu di mobil.” jawab Nia. “Ga tau..tuh anak kayaknya lagi ngerjain tugas di kelas. Lo aja deh yang cerita.” bujuk Saskia. “Ok. Gue yang cerita, tapi sebenarnya tuh ga penting en gue juga males ngungkit-ngungkitnya.” Jawab Nia males. “Gue ada denger sebuah suara yang manggil-manggil nama gue, suara itu kayak gue kenal, tapi gue juga ga tau siapa. Kata adek gue sih mungkin itu suara hantu, tapi gue ga percaya ama si anak kecil itu.” Cerita Nia. “Tapi siapa juga yang mugkin nyamperin ke rumah gue tengah malem gitu.” Sambung Nia. “Nah lho..jangan-jangan bener lagi apa kata adek lo itu!” kata Saskia. “Ga mungkin deh!” jawab Nia ga percaya. “Lo buktiin aja malem ini. Kalo itu suara ada lagi, berarti emang bener ada apa-apanya” kata Siska. “Semoga aja gue ga denger suara itu lagi.” harap Nia. Kemudian mereka balik ke kelas. Dan Nia masih memikirkan tentang suara aneh di tengah malem itu.
“Hei!” sapa Tiara pada Nia sewaktu pulang sekolah. “Eh. Lo Tiara. Pulang sekarang?” tanya Nia. “Yaiyalah, emang lo mau pulang kapan lagi?” tanya Tiara balik. Mereka berdua berjalan menuju parkiran mobil. Disana Nia melihat Gilang, ternyata Gilang malah balas menatapnya. Nia jadi teringat kejadian 2 bulan lalu. Saat dia dan Gilang masih pacaran, saat masa-masa indah itu dia rasakan. Tapi itu semua tak berlangsung lama, karena ternyata Gilang ga seperti yang dia harapkan. Gilang lebih mementingkan tim basket dan band nya daripada pacarnya sendiri, Nia. “Nia! Gue mau bicara.” Kata Gilang membuyarkan lamunan Nia. “Tiara! Cepetan dong, gue mau cepat pulang nih.” Kata Nia. ‘Tapi lo dipanggil ama Gilang tuh. Samperin dulu deh mendingan.” Saran Tiara. “Ga mau gue!’ jawab Nia bersikeras. Kemudian Nia segera masuk mobil dan langsung pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, Nia masih mikirin Gilang. “Andai aja waktu itu Gilang care ama gue, ga bakalan mungkin gue bersikap seperti sekarang ini.” Batin Nia. “Nia, lo udah pulang, ganti baju deh trus itu langsung makan siang, jangan sampe maag lo kambuh lagi.” Saran Siska. “Iya, kak.” Patuh Nia.
Selesai makan Nia bergegas kembali ke kamarnya. Tak diingatnya lagi tentang masalah suara aneh di tengah malam itu, yang Nia ingat hanya Gilang. Ada rasa mengganjal di hatinya, kenapa tadi dia ga mau bicara ama Gilang. Cuma perasaan biasa aja atau apa , ntahlah, Nia ga mengetahuinya. Di kamar Nia hanya bisa memandangi langit-langit kamarnya. Tanpa melakukan sesuatu apa pun.
Malamnya, Nia tidur seperti biasa. Seperti malam sebelumnya, Nia kembali mendengar ada yang memanggil namanya. Sumber suaranya berasal dari jendela kamarnya. “Siapa lo?” Nia setengah berteriak. “Tolong buka jendelanya, Nia.” Pinta suara itu. Dengan takut dan deg-degan setengah mati Nia membuka jendela kamarnya. “Haaaah! Gilang! Ngapain lo disini?” tanya Nia ga percaya melihat Gilang tiba-tiba ada di depan matanya. “Gue kesini cuma minta maaf ama lo sekaligus gue pengen bilang kalo gu...e” belum selesai Gilang mengucapkan kalimatnya, tapi Nia udah memotongnya “Gue ga mau liat lo..lagian juga gue sekarang udah ngantuk banget. Ga liat apa lo sekarang udah jam 1 malem.” Marah Nia. “Tapi gue cuma mau bilang...” kata Gilang “Udah deh, gue ngantuk banget, besok pagi di sekolah aja!” jawab Nia kesal. “Tapi ini ga bisa ditunda sampe besok.” Jawab Gilang. “Ga peduli gue” jawab Nia sambil menutup jendela kamarnya.
Paginya, Nia bangun telat. “Ahh..gara-gara Gilang gue bangun telat!” batin Nia. Dengan cepat Nia mandi dan segera berangkat sekolah. Tiara udah menunggu di depan rumahnya. “Hei, tumben lo telat bangun, kenapa?” tanya Tiara. “Gue ceritain di sekolah aja.” Jawab Nia.
Setibanya di sekolah mereka segera masuk kelas, karena udah bel masuk. Di kelas, Nia ga konsen, mikirin apa yang mau dibilangin Gilang tadi malem. Sampe istirahat tiba, Nia masih ngerasa bad mood. “Ceritain dong, kenapa lo hari ini keliatannya bete banget.” Kata Tiara “Bener tuh, lo kliatannya juga ga konsen tadi tuh.” Tambah Saskia. “Eh, lo udah tau belum kalo Gilang sekarang udah pindah ke Singapore, ikut bokap nyokapnya.” Kata Tiara “Kapan dia berangkat?” tanya Saskia. “Tadi shubuh, sekitar jam 5 pagi.” Jawab Tiara. “Haah?! Yang bener lo?” tanya Saskia ga percaya. “Ngapain gue boong, tadi pagi dia sms gue. Nih baca smsnya.” Kata Tiara sambil ngasih hapenya ke Saskia. “Lo udah tau belum, Nia?” tanya Saskia. “Eh, Nia! Mau kemana lo?!” teriak Tiara ngeliat Nia berlari.
“Jadi ini alasan Gilang nekat dateng tengah malem ke rumah gue?! Kok gue bego banget sih!” marah Nia pada dirinya sendiri. Semua udah terlambat. Gilang udah pergi ke Singapore dan belum tentu balik ke Indonesia lagi. Dan hanya satu kata yang tersimpan di hati Nia. Maaf. Sekarang semuanya menjadi Midnight Love.

0 komentar:

Posting Komentar

Fakta Unik Einstein

einstein 5 Fakta Unik Einstein


Einstein tidak pernah memakai kaus kaki

Hal ini sangat aneh dan menarik tapi itu adalah 100% benar, Einstein tidak pernah memakai kaus kaki sepanjang hidupnya dengan alasan bahwa kaus kaki suatu saat akan berlubang, lalu mengapa harus memakai kaus kaki dan sepatu bersamaan kalau keduanya akan baik baik saja, pemikiran yang aneh !

Einstein dan penemuan kulkasnya

Menurut penelitian Albert Einstein menemukan kulkas setelah menulis teori terkenal tentang Relativitas , tetapi sayangnya penemuannya tidak pernah masuk ke produksi.

Einstein memiliki anak diluar pernikahan

Einstein memiliki hubungan intim dengan kekasihnya Mileva Maric pada akhir 1890. Sebelum melakukan perkawinan, Milea Maric mendapati dirinya hamil dan mereka memutuskan untuk menyembunyikan anaknya, Einstein menikah satu tahun kemudian setelah ia mendapat pekerjaan.

Einstein Gagal Ujian Sekolah

Ketika Einstein tidak lulus ujian masuk sekolah karena gagal dalam pelajaran bahasa dan budaya, dia malah menjelma jadi seorang ilmuwan yang luar biasa dan menjadi salah satu tokoh dunia yang paling dikenal.

Kepribadian Orang Melalui Minuman Kesukaannya

Kopi

Nah, buat kamu yang suka kopi, kamu bisa dibilang berkepribadian pekerja keras dan prefeksionis. Demi harga diri, kamu pantang meminta bantuan pada orang lain saat mengerjakan sesuatu. Dibutuhkan usaha ekstra untuk menaklukkan mereka yang menyukai kopi karena mereka agak kaku. Perlahan tapi pasti, ajaklah mereka yang suka kopi untuk lebih santai menikmati hidup.

Teh


Para penggemar teh ini justru lebih bersifat santai dan relax dalam menjalani hidup. Gak usah terburu-buru. Tapi kalau ada maunya, para penggemar teh ini bakal berusaha mendapatkannya. Diusahakan buat kamu-kamu yang mempunyai teman 'teh' ini untuk lebih bersabar. Kalau nggak mau dijauhi, hindari untuk memburu-burukan mereka.

Jus buah


Bagi kalian yang suka jus buah, pasti menyukai tantangan dan berani ambil resiko. Maklum, penggemar jus termasuk orang yang mudah bosan sehingga senang mencoba hal-hal baru. Bagi teman-teman 'jus' ini harus selalu bersikap penuh kejutan jika ingin meraih simpatinya. Nggak kalah pentingnya, jangan pernah mengeluh di hadapan mereka pecinta jus karena mereka anti cewek/cowok manja.

Air mineral

Si penyuka air putih akan selalu sederhana dan nggak banyak maunya. Tapi jangan salah, dibandingkan tipe cowok/cewek lainnya, dia berjiwa paling sensitif sekaligus puitis. Mereka si penyuka air juga pastinya romantis. Jika mereka sudah sreg dan suka dengan seseorang, tentunya mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menyenangkannya. Penyuka air putih ini juga termasuk orang irit karena air mineral biasanya paling murah.

By :
Free Blog Templates